Assalamualaikum wr wb

Rabu, 30 Maret 2011

ALASAN WANITA TIDAK BERTUDUNG

1. Jilbab tidak menarik. Jawabnya seorang wanita muslimah harus sudi menerima kebenaran agama Islam, dan tidak mempermasalahkan senang atau tidak senang. Sebab rasa senangnya itu diukur dengan barometer hawa nafsu yang menguasai dirinya.

2. Takut durhaka kepada orang tuanya yang melarangnya berpakaian jilbab. Jawabnya adalah Rasulullah SAW telah mengatakan agar tidak mematuhi seorang makhluk dalam durhaka kepada-Nya.

3. Tidak bisa membeli pakaian yang banyak memerlukan kain. Jawabannya, orang yang mengatakan alasan seperti itu adalah karena (pertama) ia benar-benar sangat miskin sehingga tidak mampu membeli pakaian Islami. Atau (kedua) karena dia Cuma alasan saja, sebab ia lebih menyukai pakaian yang bugil sehingga tampak lekuk tubuhnya atau paha mulusnya bisa kelihatan orang.

4. Karena merasa gerah dan panas. Jawabannya, wanita muslimah di Arab yang udaranya lebih panas saja mampu mengenakan pakaian Islami, mengapa di negara lainnya tidak? Dan orang yang merasa gerah dan panas mengenakan pakaian Islami, mereka tidak menyadari tentang panasnya api neraka bagi orang yang membuka aurat. Syetan telah telah menggelincirkan, sehingga mereka terasa bebas dari panasnya dunia, tetapi mengantarkannya kepada panas api neraka.

5. Takut tidak istiqamah. Mereka melihat contoh wanita muslimah yang kurang baik ‘Buat apa mengenakan jilbab sementara, Cuma pertama saja rajin, nanti juga dilepas’. Jawabannya adalah mereka mengambil sample (contoh) yang tidak cocok, bukan wanita yang ideal (yang istiqamah) menjalankannya. Ia mengatakan hanya untuk menyelamatkan dirinya. Dan ia tidak mau mengenakan jilbab karena takut tidak istiqamah. Kalau saja semua orang berfikir demikian, tentunya mereka akan meninggalkan agama secara keseluruhan. Orang tidak akan shalat sama sekali karena takut tidak istiqamah, begitu pula puasa dan ibadah lainnya.

6. Takut tidak laku kawin, jadi selama ia belum menikah, maka ia tidak mengenakan jilbab. Jawabannya, adalah ucapan itu sebenarnya tidak sebenarnya. Justru berakibat buruk pada dirinya sendiri. Sesungguhnya perkawinan adalah nikmat dari Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendaki. Sebagian besar orang audah meyakini bahwa jodoh di tangan Tuhan. Betapa banyak gadis yang berjlbab dan menutup aurat dalam berbusana tetapi lebih cepat mendapatkan jodoh dibandingkan mereka yang berpakaian seksi. Karena wanita yang menyukai pakaian seksi akan dijadikan permainan bagi laki-laki iseng.

Gadis-gadis berpakaian seksi dipandang sebagai gadis murahan. Sesungguhnya suami-suami yang menyukai wanita-wanita yang berpakaian ‘berani’, setengah bugil atau beneran, membuka aurat dan bermaksiat kepada Allah adalah bukan tipe suami yang baik, yang shalih dan berjiwa besar. Ia tidak punya rasa cemburu sama sekali terhadap larangan-larangan Allah dan tidak dapat memberikan pertolongan kepada isterinya kelak. Jadi jika wanita yang menyukai pakaian seksi atau melepaskan jilbab dengan tujuan mendapatkan jodoh yang baik, maka hal itu sungguh merupakan suatu kebodohan.

7. Menampakkan anugerah tubuh yang indah atau ingin menghargai kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya. Jawabnya menghargai atau bersyukur itu dengan porsi yang benar. Bersyukur itu dengan mengahrgai perintah-Nya, yakni menjaga aurat, bukan dengan mengobralnya.

8. Belum mendapat hidayah, jilbab itu ibadah. Jika Allah memberi hidayah, pasti kami akan mengenakannya. Jawabnya, Allah menciptakan segala sesuatu itu ada sebab-sebabnya. Misalnya orang yang sakit jika ingin sembuh hendaknya menempuh sebab-sebab bagi kesembuhannya. Adapun sebab yang harus ditempuh adalah berikhtiar dan berobat. Sebab orang kenyang karena makan, dsb. Maka demikian pula orang yang ingin mendapatkan hidayah itu harus menempuh sebab-sebab datangnya hidayah yakni dengan mematuhi perintah-Nya mengenakan jilbab.

9. Belum waktunya. Sebagian ada yang berkata bahwa mengenakan jilbab itu harus tepat waktunya, misalnya karena masih anak-anak atau masih remaja. Ada yang akan mengenakannya jika sudah tua. Atau jika sudah menunaikan ibadah haji. Jawabnya adalah alasan mengulur-ulur waktu itu hanyalah sebagai sekedar dalil pembenaran saja. Itu sama artinya dengan orang yang menunda-nunda shalat, menunggu sampai ia berusia tua. Apakah kita tahu kapan kita akan meninggal dunia? Sedangkan mati itu tidak mengenal usia, tua maupun muda.

10. Tidak mau dianggap sebagai orang yang mengikuti golongan tertentu. Jawabannya, bahwa anggapan ini karena dangkalnya pemahaman terhadap Islam atau karena dibuat-buat untuk menutupi diri agar tidak dituduh melanggar syari’at. Sesungguhnya di dalam Islam itu hanya ada dua golongan, yaitu golongan Hizbullah, golongan yang senantiasa menaati perintah Allah dan golongan Hizbus Syaithan, yakni golongan yang melanggar perintah Allah.

Disarikan dari pendapat DR. Huwaida Ismail (Wamaa Yamna’uka minal Hijaab?)

Minggu, 26 Desember 2010

Si Nenek Pemungut Daun

Kisah ini juga membuat bulu kuduk kita merinding. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus.
Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah SWT. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah SAW?


Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.

Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.

Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."

Semoga dari kisah singkat tentang Si nenek pemungut daun ini kita sama-sama bisa mengambil hikmahnya. Sungguh janganlah kita menganggap amal yang selama ini kita lakukan diterima oleh Allah SWT, Mari sama-sama memohon Agar Allah SWt berkenan mencurahkan rahmatnya kepada kita, Karna tanpa Ridhonya segala amal yang kita lakukan tiada artinya. Percayalah bahwa Tuhan sangat menghargai usaha kita dalam beramal karna itu jangan berputus asa dari rahmat Allah SWT.

Sabtu, 09 Oktober 2010

AKU

aku hanya manusia biasa yang bisa rapuh
aku hanya manusia biasa yang bisa berbuat dosa
aku hanya manusia biasa yang bisa jatuh
aku hanya manusia biasa yang mudah merana
yah aku hanya seorang muslimah yang baru belajar Islam yang kaffah
tapi aku sering merasakan terjatuh, meski hanya karena sebuah kerikil
sungguh aku bukanlah muslimah yang terbaik di mata siapapun
sungguh aku banyak berbuat dosa dan khilaf
tapi demi asma MU yang Maha Pemaaf
aku berusaha kembali bangkit dari setiap kelalaianku
berusaha tegak kembali dari setiap jatuhku
berusaha meraih kembali tujuan abadi ku
jika kau temui aku tengan jatuh
tolonglah kau bantu aku wahai saudaraku
jangan biarkan aku terperosok jika kau tahu didepanku ada lubang
ingatkan aku bila dalam perjalananku ada ranjau-ranjau
luruskan aku bila aku telah melenceng dari rel Nya
bersihkan aku jika kau lihat aku kotor
sirami aku dengan air jika aku terlihat kering
sungguh aku hanya manusia biasa yang membutuhkan bantuanmu wahai saudaraku
janganlah kau sungkan padaku, berfikir aku seorang yang kuat
aku hanyalah manusia biasa yang penuh dengan kelemahan
dan kau tahu itu, jadi jangan leraikan persaudaraan ini
bila aku terlihat menjauh darimu
ajak aku untuk bersama meniti jalan Illahi
saudaraku aku hanya manusia biasa
jangan berharap berlebihan padaku
sebab akupun tak berharap berlebihan padamu
cukup Allah sebagai penolongku
tapi pertolongan Allah membutuhkan perantaraanmu wahai saudaraku
jadi jangan tinggalkan aku
sebab aku hanya manusia biasa yang membutuhkan persaudaraan mu

Jumat, 03 September 2010

Menyambut Kebaikan Dengan Cinta

Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji.

Senin, 23 Agustus 2010

Israel Paksa Tawanan Berbuka Dengan Tangan Masih Terikat

dakwatuna.com – Ramallah. Pemerintah Israel terus melakukan pelanggarannya terhadap hak-hak tawanan Palestina, terutama di bulan Ramadhan ini. Satuan Nahson Zionis yang bertanggung jawab dalam masalah pemindahan tawanan memaksa sejumlah tawanan Palestina untuk menyantap makanan ifthar (buka puasa) dengan tangan diborgol. Petugas penjaga tawanan menolak membuka borgol tawanan, saat mereka menyantap makanannya. Salah seorang tawanan menceritakan hal ini kepada pusat kajian tawanan dan HAM Palestina kemarin. Ia menyatakan, sebanyak 20 tawanan Palestina di penjara Ramallah dipindahkan dari penjara Nagev ke Over. Saat para tawanan itu menunggu kendaraan khusus untuk mengangkut mereka di cuaca panas terik. Di saat waktunya berbuka puasa, tibalah pasukan Nahson ini untuk mengawal para tawanan tersebut. “Kami meminta komandan Nahson untuk membuka borgol kami, saat kami menyantap makanan buka, sebelum kami naik ke kendaraan tawanan. Namun ia menolak dengan keras dan terjadilah percekcokan antara tawanan dan tentara Nahson. Akibatnya kami semua diikat saat menyantap makanan ifthar.
Sementara itu, ada sejumlah tawanan yang tidak bisa menyantap makanan secara baik, karena terikat. Lalu kami meminta petugas Nahson untuk membuka ikatan kami. Namun mereka tetap menolak dan memaksa kami untuk segera menghabisi makanan kami.
Disebutkan, pasukan Nahson secara sengaja mengintimidasi tawanan saat memindahkan mereka dari satu penjara ke penjara lain, tanpa memperhatikan kondisi tawanan. Mereka diikat di tengah terik matahari. Para tawanan dimasukkan ke dalam ruang tunggu, sebelum mereka diangkut ke tempat yang dituju, mereka dibiarkan di dalam ruangan selama delapan jam berturut-turut. Tidak diberikan kipas apalagi pendingin udara. Padahal mereka berada di tengah padang pasir.
Menurut pusat kajian tawanan, satuan Nahson ini, kerap kali melakukan tindakan-tindakan sadis dan biadab. Mereka mempunyai kewenangan untuk memukuli tawanan bahkan hingga meninggal hanya karena sebab sepele. (asy/pip)

Senin, 09 Agustus 2010

KESEDERHANAAN

Assalam,,^^

"Ketika kita dikasih kekayaan,sesungguhnyaa itu bukan hanya sebuah nikmat didunia ini,tapi suatu ujian apakah ia selalu bersyukur sama ALLAH SWT apa tidak. Semakin ia kaya semakin besar juga tingkat ujiannya."
Ini petikan dari seseorang yang membuat saya tersadar untuk yang kesekian kalinya. Ini bukan soal kekayaan bukan juga kesulitan keuangan melainkan kesederhanaan. Bahwa sesungguhnya harta yang melimpah terkadang membuat kita lupa pada Sang Kuasa dan tanpa kita sadari kita merasa ingin,ingin, dan selalu ingin sampai pada akhirnya kita berlebihan-lebihan. Allah SWT berfirman, "Katakanlah, 'Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus’." (Al-Maa-idah: 77).

Sungguh gambaran yang baik bagaikan cahaya yang mengetuk pintu hati saya untuk selalu bersyukur sama ALLAH SWT. Terima kasih Reffa Ekawigelar,,:)

Wassalam :))